Studi Kasus
Dissociative Identity Disorder (DID)
Dissociative
Identity Disorder
(DID), atau sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda, adalah
gangguan mental pada spektrum disosiatif ditandai dengan munculnya setidaknya
dua identitas yang berbeda dan relatif bertahan lama atau mental kepribadian
terpisa h yang bergantian untuk mengendalikan perilaku seseorang, disertai
dengan gangguan memori untuk informasi dan tidak dijelaskan oleh kelupaan
biasa.
PENGERTIAN
Diagnosis
gangguan identitas disosiatif (DID) dapat ditegakkan bila seseorang memiliki
sekurang-kurangnya dua kondisi ego yang terpisah, atau berubah dan berbeda
dalam keberadaan, perasaan, dan tindakan yang satu sama lain tidak saling
mempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendali pada waktu yang berbeda. Umumnya
terdapat dua hingga empat kepribadian pada saat diagnosis ditegakkan, namun
selama berlangsungnya terapi seringkali muncul beberapa kepribadian baru.
Kesenjangan
memori juga umum terjadi dan biasanya karena sekurang-kurangnya satu
kepribadian tidak memiliki kontak dengan yang lain; yaitu, kepribadian A tidak
memiliki memori mengenai seperti apa kepribadian B atau bahkan tidak mengetahui
sedikitpun bahwa ia memiliki kepribadian lain yang berbeda. DID biasanya
berawal pada masa kanak-kanak, namun jarang terdiagnosis hingga usia dewasa.
Gangguan ini lebih luas dibanding gangguan disosiatif lain, dan penyembuhannya
kurang menyeluruh. Gangguan ini jauh lebih sering terjadi pada perempuan dibanding
laki-laki.
FAKTOR PENYEBAB
Penyebab utama DID muncul dan berkepanjangan ketika seseorang
memiliki pengalaman trauma di masa kecil. Trauma ini terkait dengan emosi,
fisik, kekerasan seksual dan penolakan dari orang tua (pola asuh neglectful),
seseorang tersebut membentuk identitas atau kepribadian lain untuk memutuskan
dengan kepribadian sebelumnya. Terdapat dua teori besar mengenai DID. Salah
satu teori berasumsi bahwa DID berawal pada masa kanak-kanak yang diakibatkan
oleh penyiksaan berat secara fisik atau seksual. Penyiksaan tersebut
mengakibatkan disosiasi dan terbentuknya berbagai kepribadian lain sebagai
suatu cara untuk mengatasi trauma (Gleaves, 1996). Memang terdapat bukti
empiris bahwa penyiksaan anak mempunyai kaitan dengan perkembangan
simtom-simtom disosiatif (Chu dkk., 2000). Namun tidak semua orang mengalami
penyiksaan pada masa kecilnya menderita DID.
Teori lain beranggapan bahwa DID merupakan pelaksanaan peran
sosial yang dipelajari. Berbagai kepribadian yang muncul pada masa dewasa,
umumnya karena berbagai sugesti yang diberikan terapis (Lilienfeld dkk., 1999;
Spanos, 1994).
SIMPTOM
Gejala pada DID adalah adanya beberapa alter dengan kualitas
yang berbeda. Alter ini dapat mengambil banyak bentuk dan melakukan beberapa
fungsi. Child alters – alter yang merupakan anak muda, yang tidak memiliki usia
seperti usia individu asli – tampaknya jenis yang paling umum (Ross, Norton
& Wozney, 1989). Trauma masa kecil sering dikaitkan dengan perkembangan
DID. Child alters terjadi selama anak menjadi korban kekerasan pada masa kecil
sehingga menjadi pengalaman traumatik, sedangkan "The Host" keluar dan
terlupakan. Secara berurutan, sebuah alter dapat dibuat sebagai jenis saudara
atau kakak untuk melindungi kepribadian The Host dari trauma. Ketika Child
alters “keluar” dari mengendalikan tubuh, kepribadian asli dapat menjadi
berbicara dan bertindak kekanak-kanakan.
Tipe kedua dari alter adalah prescutor personality. Alter ini
menimbulkan rasa sakit atau hukuman pada kepribadian lain dengan terlibat dalam
perilaku self-mutilative (merusak), seperti memotong diri, membakar bahkan
sampai berusaha mencoba bunuh diri (Coons & Milstein, 1990; Ross, Norton
& Wozney, 1989).
Prescutor personality berhubungan dengan perilaku berbahaya,
seperti meminum obat overdosis & pil atau melompat di depan truk, dan
kemudian kembali kepada kepribadian sesungguhnya, sehingga membuat The Host
yang mengalami rasa sakit. Prescutor personality mungkin memiliki keyakinan
bahwa mereka dapat membahayakan kepribadian lain tanpa merugikan diri mereka
sendiri.
Jenis ketiga alter adalah protector (pelindung), atau helper
personality. Fungsi kepribadian ini adalah untuk memberikan nasihat kepada
kepribadian lain atau untuk melakukan fungsi kepribadian The Host yang tidak
dapat lakukan, seperti terlibat dalam hubungan seksual atau bersembunyi dari
orang tua yang kejam. Helper personality terkadang yang mengganti dan
mengendalikan dari satu kepribadian ke kepribadian yang lain atau bertindak
sebagai pengamat pasif yang melaporkan pikiran semua kepribadian lain (Ross,
1989).
Penderita DID biasanya menyatakan bahwa mereka memiliki periode
signifikan dari amnesia, atau blank spell. Mereka mengatakan mereka merasa
sepenuhnya amnesia ketika kepribadian lain yang mengendalikan. Dalam hal ini,
satu kepribadian menyadari apa yang lain lakukan, tapi kepribadian kedua
benar-benar amnesia ketika kepribadian pertama yang memegang kendali. Orang
dengan gangguan identitas disosiatif bisa tiba-tiba menemukan benda-benda yang
tidak diketahui dan kemudian tiba-tiba berada di rumah mereka, atau mereka
mungkin kehilangan sesuatu.
Membuktikan amnesia adalah sulit , tetapi beberapa studi
psikolog kognitif menunjukkan bahwa informasi dan kenangan cenderung untuk
mentransfer antara identitas, bahkan pada orang yang percaya kepribadian
tertentu mengalami amnesia (Allen & Iacono, 2001). Penelitian lain mendukung
jembatan antara amnesia dengan kepribadian (Dorahy, 2001). Perilaku merusak
diri sendiri sangat umum di kalangan orang-orang DID dan sering menjadi alasan
mereka untuk mencari pengobatan (Ross, 1999). Sekitar tiga-perempat dari pasien
dengan DID memiliki riwayat percobaan bunuh diri (Ross, 1997).
SOLUSI
1.
Pendekatan Psikodinamik
Psikoanalisis tradisional bertujuan membantu orang dengan
gangguan identitas disosiatif mengungkap dan belajar untuk mengatasi trauma
usia dini. Wilbur (1986) menawarkan beberapa variasi pada tema dalam
diskusinya, pengobatan psikoanalitik orang dengan kepribadian ganda. Pertama,
Wilbur menunjukkan bahwa analis dapat bekerja dengan kepribadian apa pun selama
sesi terapi. Setiap dan semua kepribadian dapat diminta untuk berbicara tentang
kenangan dan impian mereka sebaik yang mereka bisa. Setiap dan semua
kepribadian yakin terapis akan membantu mereka memahami kecemasan mereka dengna
aman dan pengalaman "menghidupkan kembali" traumatik sehingga mereka
dapat dibuat sadar dan mereka dapat membebaskan energi psikis yang terperangkap
oleh mereka. Wilbur memerintahkan terapis untuk mengingat bahwa kecemasan yang
dialami selama sesi terapi dapat menyalakan “saklar” dalam kepribadian karena
kepribadian alternatif yang mungkin dikembangkan sebagai sarana untuk mengatasi
kecemasan intens. Namun akhirnya, pengalaman awal yang cukup, dapat dibawa ke
cahaya sehingga reintegrasi kepribadian menjadi mungkin.
2. Pendekatan
Biologi
Tidak ada obat yang telah dikembangkan untuk mengintegrasikan
mengubah kepribadian. Namun, orang dengan kepribadian ganda sering menderita
kecemasan depresi, dan masalah lain yangdapat diobati dengan obat seperti
antidepresan dan agen anti ansietas. Obat sepuluh, untuk menjadi yang paling
mudah diresepkan ketika kepribadian yang berbeda "setuju" dalam
masalah mereka hadir apakah anxiety, depresi, atau masalah lain(Barkin, Braun,
& Klufi 1986).
Beberapa bukti menunjukkan ada selective
serotonin-reuptake inhibitor seperti Prozac memiliki beberapa manfaat sederhana
dalam mengobati gangguan depersonalisasi (Simeonet al., 1997). Namun,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki pendekatan biologis yang
dapat membantu dokter mendorong integrasi dari berbagai kepribadian.
3. Pendekatan
Perilaku
Teknik perilaku telah diterapkan untuk pengobatan orang dengan
kepribadian ganda. Pada studi kasus terisolasi Kohlenberg (1973), melaporkan
sebuah kasus dimana reinforcers diberi tanda (chip poker yang dapat ditukar
dengan hadiah yang nyata) digunakan untuk meningkatkan frekuensi respon. Disesuaikan
dengan tiga kepribadian alternatif pada orang beusia 51 tahun. Setiap kali
kepribadian yang disukai memberikan jawaban, subjek memperoleh token dan
tepukan di tangan.
Selama percobaan diperkuat, kepribadian pilihan
"muncul" secara signifikan lebih sering. Selama percobaan kepunahan, ketika
penguatan dirahasiakan, kepribadian asli turun ke tingkat respon di bawah dasar,
dan kepribadian alternative menghabiskan lebih banyak waktu di tempat terbuka.
Kohlenberg menyimpulkan bahwa kepribadian ganda adalah pola respons yang
dipelajari yang kinerjanya terhubung dengan kontinjensi penguatan.
4. Terapi
DID sangat mudah
dihipnotis, dan diyakini bahwa mudahnya mereka dihipnotis dimanfaatkan oleh
mereka (tanpa disadari) untuk mengatasi stres dengan menciptakan kondisi
dissosiatif yang mirip dengan trance untuk mencegah munculnya ingatan yang
menakutkan tentang berbagai kejadian traumatis (Butler dkk., 1996). Karena
alasan ini, hipnotis umum digunakan dalam peanganan DID, (Putnam, 1993). Secara
umum pemikirannya adalah pemulihan kenangan menyakitkan yang direpres akan
difasilitasi dengan menciptakan kembali situasi penyiksaan yang diasumsikan
pasien. Hipnotis umum digunakan dalam penanganan DID (Putnam, 1993).
Terapi juga membantu dengan aman menghilangkan proses kenangan
yang menyakitkan, mengembangkan coping, dan keterampilan baru, mengembalikan
fungsi umum tubuh, dan meningkatkan hubungan sosial.
- Tujuannya adalah integrasi beberapa kepribadian
- Setiap kepribadian harus dibantu untuk memahami bahwa dia adalah bagian dari satu orang dan kepribadian-kepribadian tersebut dimunculkan oleh diri sendiri.
- Terapis harus menggunakan nama setiap kepribadian hanya untuk kenyamanan, bukan sebagai cara untuk menegaskan eksistensi kepribadian yang terpisah dan otonom yang tidak memiliki tanggungjawab secara keseluruhan atas berbagai tindakan orang yang bersangkutan secara keseluruhan.
- Seluruh kepribadian harus diperlakukan dengan adil dan empati.
- Terapis harus mendorong empati dan kerja sama di antara berbagai kepribadian.
- Diperlukan kelembutan dan dukungan berkaitan dengan trauma masa kanak-kanak yang mungkin telah memicu munculnya berbagai kepribadian.
- Terapis harus menggunakan nama setiap kepribadian hanya untuk kenyaman, bukan sebagai cara untuk menegaskan eksistensi kepribadian yang terpisah dan otonom.
Tujuan setiap pendekatan terhadap DID haruslah untuk meyakinkan
penderita bahwa memecah diri menjadi beberapa kepribadian yang berbeda tidak
diperlukan lagi untuk menghadapi berbagai trauma, baik trauma dimasa lalu yang
memicu dissosiasi awal atau trauma di masa kini atau yang akan dihadapi di masa
mendatang. Selain itu, dengan asumsi bahwa DID dan gangguan dissosiatif lain
dalam beberapa hal nerupakan respons pelarian dari stres yang sangat berat,
penanganan dapat ditingkatkan dengan mengajarkan pada penderita untuk
menghadapi berbagai tantangan masa kini dengan lebih baik.
CONTOH
KASUS
Sybil
adalah seorang gadis (berusia 37 tahun) yang mengalami perpecahan kepribadian
sejak kecil. Setelah seringkali mengalami black out / benar2 lupa atas kejadian
yang telah dialami, Sybil pun berobat ke psikiater, Dr Wilbur. Dari sanalah
diketahui bahwa didalam tubuh Sybil terdapat 16 “orang” lain yang sering
“mengambil alih” tubuh Sybil sehingga Sybil mengalami black out. Mereka adalah:
Clara, Helen, Marcia, Marjorie, Mary, Mike (laki-laki), Nancy Lou Ann Baldwin,
Peggy Ann Baldwin, Peggy Lou Baldwin, Ruthie, Sid (laki-laki), Sybil Ann, Sybil
Isabel Dorsett, Vanessa Gaile, Victoria Antoniette Shcarleu (Vicky) dan pribadi
terakhir yang tak diketahui namanya.
Semua
pribadi yang sama sekali tidak diketahui Sybil, seolah-olah merupakan orang
lain yang memakai raga Sybil dan mereka ‘mengenal’ Sybil dengan baik. Kepribadian
- kepribadian itu juga memiliki usia yang berbeda-beda, hobi berbeda, bahkan
tingkat keyakinan terhadap agama yang berbeda. Pada saat diskusi dengan Dr.
Wilbur, kepribadian - kepribadian itu sering muncul dan menyebabkan Sybil
bertanya kepada dokter, “apa yang telah saya lakukan?”. Keperibadia –
kepripadian itu dalam dialog dengan Dr Wilbur juga sering merasa kasihan kepada
Sybil, yang tidak bisa marah, ceria dan bahkan menangis saat ia seharusnya
melakukan sehingga mereka sesekali merasa perlu muncul ke permukaan
menggantikan peran Sybil. Masing-masing kepribadian itu benar-benar
“menggantikan” peran Sybil, sampai kepada hafalan perkalian, kemampuan
menyanyi, seni menggambar dsb sehingga membuat orang – orang disekitarnya merasa heran kenapa Sybil yang
kemarin begitu hafal perkalian, ceria, tenang dan cerdas dan tanpa sebab
mendadak melupakan semuanya dan menjadi seorang pemurung atau seseorang yang
pemarah atau bahkan kekanak-kanakan.
Setelah
Sybil ,yang kehadirannya diwakili oleh kepribadian yang lain, menjalani
psikoanalisa oleh Dr Wilbur, ditemukanlah trigger-trigger mengapa
kepribadiannya pecah. Sybil mendapat siksaan yang luar biasa dari sang ibu,
yang mengidap schizoprenia, sejak kecil tanpa pencegahan dari sang ayah
sedikitpun. Hal itu, secara tidak langsung membuat Sybil tidak mampu
mengungkapkan kemarahan, kesedihan dan emosinya. Selain itu, nilai - nilai yang
dianut secara ketat oleh orangtua Sybil, namun kadang dinafikkan secara vulgar
dihadapan Sybil juga menjadi salah satu pemicu munculnya kepribadian lain dalam
dirinya, kepribadian yang tidak terima akan penerimaan Sybil terhadap
lingkungan yang menekan dan mengabaikan dirinya.
Akhirnya
setelah 11 tahun melakukan psikoanalisa, Dr. Wilbur berusaha menyamakan usia
seluruh kepribadiaan melalui hipnotis dan berusaha meyakinkan Sybil untuk
memenuhi keinginan-keinginan setiap kepribadian. Seperti kenyataan bahwa Sybil
sangat membenci ibunya yang telah menyiksanya, yang dinafikkan oleh Sybil
karena norma mengatakan bahwa seorang anak tidak boleh membenci ibunya. Dan
Sybil yang sebelumnya tidak bisa marah, tidak bisa menangis pun akhirnya bisa
mengungkapkan emosi-emosinya. Hal ini pun berhasil membuat personal-personal
lain untuk menerima kondisi Sybil, seperti Vicky yang sebelumnya selalu
berharap ibunya akan datang menjemputnya dari Paris, akhirnya mengakui bahwa
Hattie Dorsett / Ibu Sybil adalah ibunya juga. Perlahan-lahan, trauma-trauma
lain dibuka dan pada akhirnya Sybil pun berhasil mengungkapkan emosinya dan
berhasil menolak penekanan-penekanan terhadap dirinya. Dan seiring waktu
berlalu, semakin banyak kepribadian yang menyatukan diri sebagai Sybil sehingga
Sybil pun menjadi Sybil yang satu.
REFERENSI
Comments
Post a Comment