Analisis Novel Romantis


Judul : Antologi Rasa
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : September 2011
Tebal : 344 Halaman
Genre : Metropop
Harga : Rp 56.100,- (http://www.gramedia.com/metropop-antologi-rasa-cover-baru.html)


          Antologi Rasa adalah buku ke-empat dari Ika Natassa. Antologi Rasa bercerita tentang kisah persahabatan 4 orang banker yang bernama Harris, Keara, Ruly, dan Denise, yang diam-diam saling mencinta. Harris yang cinta mati pada Keara, Keara yang cinta mati pada Ruly, Ruly yang cinta mati pada Denise, dan Denise yang telah menikah dengan orang lain. Novel ini menceritakan perasaan dari sudut pandang masing-masing tokoh utama, yaitu Harris, Keara, dan Ruly, serta satu tokoh lain bernama Panji (yang menjadi pelarian cintanya Keara).

Harris, seorang womanizer yang jatuh cinta dengan Keara sejak pertemuan pertama mereka di lift kantor. Persahabatannya dengan Keara hancur karena insiden suatu malam di Singapura, sewaktu mereka menonton pertandingan F1 di sana. Tapi meskipun begitu, Harris tetap memuja dan mencintai Keara, dan berharap bisa memperbaiki persahabatan mereka, bahkan mungkin lebih dari itu.
Keara, seorang wanita mandiri yang hobi clubbing & agak bitchy, pecinta fotografi dan die hard fans-nya John Mayer. Diam-diam memendam rasa cinta pada Ruly, dan harus menelan pahit-pahit kenyataan bahwa cintanya tak terbalas. Menjadikan Panji, adik ipar sahabatnya, sebagai pelarian dan berharap dapat menghilangkan bayang-bayang Ruly dari pikirannya.
Ruly, pria baik-baik, a good-husband in the future, and also a workaholic yang mencintai dan memuja Denise dengan sepenuh hatinya, walaupun Denise sudah menjadi istri orang. Dan.. Denise, digambarkan sebagai seorang wanita baik-baik, yang tersiksa dengan pernikahannya tapi tetap bersabar.
Penulis berhasil membuat pembaca merasakan emosi yang tercampur aduk. Marah karena sifat Harris, jengkel karena sifat Rully, Sebal tapi kasihan dengan Keara, semua tercampur aduk menjadi satu. Kisah cinta para tokoh yang tidak berjalan mulus menjadi konflik utama dalam novel ini. Penyampaian cerita berdasarkan sudut pandang tokoh seakan membuat pembaca seperti mengerti dan paham akan masalah dari masing-masing tokoh.
Ending dari novel ini sendiri terkesan menggantung, pembaca dibuat menerka – nerka akan akhir dari cerita ini sendiri. Namun untuk novel yang menceritakan kisah “Cinta yang bertepuk sebelah tangan”, Ika Natassa berhasil mengemasnya dalam sebuah cerita yang menarik. Bahkan dari judul juga sudah membuat penasaran pembaca. Novel ini sangat amat saya rekomendasikan karena cerita dari novel ini sendiri juga sangat realistis, dan jalan cerita yang membuat pembaca akan merasa “geregetan” ketika membaca.

Comments

Popular Posts