KRITIK DEPIKTIF ARSITEKTUR PADA GRHA UNILEVER BANTEN

PENDAHULUAN
Grha Unilever adalah kantor pusat baru PT. Unilever Indonesia di Green Office Park BSD City, Tangerang, Banten. Bangunan ini merupakan investasi besar yang menjadi simbol dari komitmen jangka panjang PT. Unilever Indonesia untuk terus mengembangkan bisnisnya di Indonesia dan sebagai cerminan tekad PT. Unilever Indonesia untuk membuat standar-standar baru dalam segala sesuatu yang dilakukan perusahaan. Grha Unilever ini dibangun sebagai “rumah” bagi seluruh karyawan perusahaan yang sebelumnya tersebar di banyak kantor di Jakarta. 

Gedung ini dirancang dengan konsep untuk mendukung semangat kebersamaan, kolaborasi, saling melibatkan satu sama lain serta agilitas (kelincahan) dalam bekerja.Konsultan arsitektur yang menangani proyek gedung ini adalah konsultan Aedas yang juga menangani pembangunan kawasan BSD green office park. Grha Unilever dibangun pada tahun 2015 dan selesai dibangun pada tahun 2017. Gedung ini terletak pada kawasan kantor hijau pertama di Indonesia.

Gedung ini dibangun di atas lahan 30,000 mdengan total luas bangunan 50,477 m2. Gedung ini terbagi atas 5 (lima) lantai dan dapat menampung hingga 1,350 karyawan. Gedung ini memiliki fasilitas pusat kebugaran, Zwitsal Day Care Centre, ruang laktasi, TRESemmé salon, Magnum café, Buavita Juice Bar, perpustakaan, entertainment room, kantin dengan kapasitas 650 tempat duduk, Masjid Al Muhajirin dengan kapasitas 600 orang dan poliklinik serta farmasi.

METODE PEMBAHASAN
Kritik arsitektur adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi atau membantu memperbaiki pekerjaan dalam hal ilmu bangunan yang terkait. Terdapat 3 (tiga) metode dalam kritik arsitektur yaitu kritik normatif, kritik interpretatif dan kritik deskriptif (Attoe, 1978). Kritik deskriptif merupakan penggambaran fakta pada permulaan suatu bangunan. Suatu anggapan apabila telah mengetahui yang sesungguhnya terjadi tentang seperti apa bangunan itu, maka dapat memahami bangunannya. Kritik deskriptif terdiri atas 3 (tiga) jenis yaitu depiktif (aspek statis, aspek dinamis dan aspek proses); biografi dan kontekstual. 

Aspek statis adalah penggambaran suatu bangunan dengan media grafis, diagram atau foto untuk menjelaskan bentuk, material, tekstur bangunan dan kondisi pada detail bangunan (Attoe, 1978). Aspek statis lebih mengarah pada suasana konkrit yaitu bahan, tekstur dan bentuk bangunan. Aspek dinamis mengarah pada penggambaran suatu bangunan dengan media grafis, atau foto untuk menjelaskan bagaimana bangunan difungsikan (jenis-jenis ruang), bagaimana pergerakan orang-orang didalam bangunan, apa yang terjadi didalam maupun diluar bangunan, bagaimana kondisi bangunan saat siang dan malam hari, pengalaman apa saja yang diperoleh seseorang pada kejadian sesaat dan bagaimana keadaan bangunan terhadap pengaruh kejadian-kejadian yang mengitarinya (Attoe, 1978). 

Metode pembahasan yang akan digunakan pada pembahasan ini menggunakan parameter yang digunakan dalam metode kritik depiktif yaitu:
1.     Apek Statis: bentuk, material, tekstur bangunan dan kondisi pada detail bangunan.
2.     Aspek Dinamis: jenis ruang, pergerakan didalam bangunan, pergerakan orang- orang didalam bangunan, apa yang terjadi didalam maupun diluar bangunan, bagaimana kondisi bangunan saat siang dan malam hari, pengalaman apa saja yang diperoleh seseorang pada kejadian sesaat dan bagaimana keadaan bangunan terhadap pengaruh kejadian-kejadian yang mengitarinya. 

PEMBAHASAN
Aspek Statis Grha Unilever
Bentuk denah bangunan ini terinspirasi pada penataan desa tradisional di Indonesia. Arsitek menempatkan ‘alun-alun’, ‘jalan utama’, dan ‘jalan-jalan’ di dalam area komunal di lantai dasar untuk menciptakan rasa kebersamaan di dalam bangunan. Tata letak ini digambarkan arsitek untuk menunjang semangat komunitas, kolaborasi, kebersamaan, dan agilitas. 4 (empat) unsur filosofi desain yang diterapkan pada kesuluruhan bangunan.

Gambar 1.Pola Desa Tenganan Bali
(Sumber: Jurnal Sabua Vol.3, No.2: 7-14, Agustus 2011)

Bentuk layout denah ini menitikberatkan pada penyatuan pekerjaan bersama dan individual ke dalam zona-zona tertentu untuk menciptakan kolaborasi tanpa harus menepikan sisi-sisi privasi. Semua ruang komunitas sengaja dibuat secara terhubung untuk membangkitkan interaksi antar tim maupun individu dan menyingkirkan perbedaan yang ada. Desain bangunan ini menggunakan desain yang ramah lingkungan, tercemin dari fasad bangunannya. Pada kulit bangunan diaplikasikan kisi-kisi aluminimum yang dipasang pada dinding berlapis ganda sehingga mampu memaksimalkan masuknya sinar matahari ke dalam seluruh penjuru gedung dan memberikan kedalaman variatif untuk mendukung efek bayangan dan mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan. Fasad bangunan dan skylight menggunakan kaca low-E double glazed dengan fritting 35%.
Gambar 2. Fasad Grha Unilever
(Sumber: aedas.com, 2018)

Material yang digunakan pada struktur bangunan adalah baja dan beton bertulang sedangkan material yang digunakan pada muka bangunan adalah aluminium dan kaca low-E double glazed mengikuti standar green building internasional.

Aspek Dinamis Grha Unilever
Grha Unilever terdiri dari 5 (lima) lantai dengan 2 (dua) akses pintu masuk yang terletak pada lantai dasar. Pintu masuk utama berada pada sisi bangunan yang mengarah pada pintu masuk area kantor dan pintu masuk lainnya berada pada sisi bangunan yang terletak dekat dengan area parkir bangunan.


Gambar 3. Main Entrance Grha Unilever
(Sumber: archinesia.com, Agustus 2018) 
Pada saat memasuki kantor terdapat lantai dasar yang dijadikan area publik dan terdapat berbagai fasilitas bersama seperti pusat kebugaran, Zwitsal Day Care Centre, ruang laktasi, TRESemmĂ© salon, Magnum cafĂ©, Buavita Juice Bar, perpustakaan, entertainment room, kantin, Masjid, poliklinik serta farmasi. Desain interior pada bangunan ini mengutamakan sisi lokalitas Indonesia dengan dimasukkannya elemen-elemen batik, dipadukan dengan pemakaian kayu daur ulang, perabot dan dekorasi asal Indonesia asli untuk menciptakan sebuah sense of place yang kuat.
Gambar 4. Ground Floor Grha Unilever
(Sumber: archdaily.com, Agustus 2017) 
Pada 4 (empat) lantai di atasnya dijadikan perkantoran dengan sistem open-office layoutyang dilengkapi dengan break-out area. Semua ruang komunitas sengaja dibuat secara terhubung, terbuka dan mengurangi penggunaan sekat / pembatas untuk membangkitkan semangat interaksi antar individu dan menyingkirkan perbedaan yang ada.
Gambar 5. Break-Out Area Grha Unilever
(Sumber: archdaily.com, Agustus 2017) 
Bangunan ini memiliki 4 (empat) sayap bangunan yang didesain terkoneksi dengan piazza yang diletakkan dengan sangat strategis di sekitar bangunan. Terdapat area terbuka bersama bagi karyawan dan tamu yang dihadirkan melalui keberadaan deck dan rooftop pada bangunan ini. 





Gambar 6. Denah Grha Unilever
(Sumber: archdaily.com, Agustus 2017)
Bangunan ini memiliki tinggi bangunan yang cukup rendah dan pelat lantai yang besar untuk mempromosikan konektivitas horisontal dan mengurangi ketergantungan pada penggunaan lift, menciptakan peluang yang meningkat untuk dialog, interaksi, dan kolaborasi. Bangunan ini banyak menggunakan tangga sebagai pencapaian sirkulasi vertikal antar lantai.
Gambar 7. Tangga Utama Grha Unilever
(Sumber: baminternational.com, 2018)
Grha Unilever terletak pada kawasan hijau perkantoran BSD yang menerapkan standar green building internationalsehingga bangunan disekelilingi dengan penghijauan. Lansekap pada sekeliling bangunan dirancang dengan menarik yang dapat berfungsi sebagai viewuntuk pandangan dari bangunan. 

Gambar 8. Lansekap Grha Unilever
(Sumber: archdaily.com, Agustus 2017)
Kemegahan dan keindahan gedung Graha Unilever dari pandangan luar tapak pada malam hari terlihat bagus, Graha Unilever dipenuhi oleh cahaya lampu dari seluruh lantai bangunan. Terdapat cahaya lampu yang tidak terlalu terang pada area lansekap bangunan sehingga figur area bangunan sangat kuat pada malam hari. 

Gambar 9. Suasana Malam Hari Grha Unilever
(Sumber: baminternational.com, 2018)
Berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan dari pengguna bangunan Grha Unilever mengungkapkan bahwa pengguna bangunan ini menyukai interaksi dan peluang pribadi untuk bertemu dan menyapa, bergaul dan bersosialisasi dengan obrolan ringan dan gosip. Umpan balik ini dimasukkan ke dalam desain oleh arsitek dengan menciptakan ruang sosial utama yang meningkatkan kolaborasi dan interaksi pada bangunan kantor. Dengan adanya desain bangunan ini menciptakan sebuah area kerja yang produktif tanpa timbul rasa tertekan dan dapat meningkatkan kreatifitas pekerja.
KESIMPULAN
Grha Unilever sebagai kantor pusat PT. Unilever Indonesia merupakan simbol komitmen dan cerminan tekad PT. Unilever Indonesia. Keberadaan Grha Unilever memperkuat kawasan green office park BSD sebagai kawasan perkantoran hijau. Bentuk denah bangunanmencerminkan penataan desa tradisional di Indonesia yang menunjang semangat komunitas, kolaborasi, kebersamaan, dan agilitas. 

Tipe bangunan Grha Unilever sebagai bangunan perkantoran modern yang mendukung konsep green building dengan tetap memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan bangunan serta memberikan kenyamanan dan keterbukaan penuh kepada pengguna bangunan dalam beraktifitas. 

Material yang digunakan pada muka bangunan didominasi oleh aluminium dan kaca jenis low-E double glazed sebagai antisipasi terhadap pengurangan emisi bangunan yang disebabkan oleh efek rumah kaca. Penggunaan kisi-kisi aluminimum mampu memaksimalkan masuknya sinar matahari ke dalam seluruh penjuru gedung, memberikan kedalaman variatif untuk mendukung efek bayangan dan mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah Ronim, 2013. Kritik ‘Depiktif’ Arsitektur Pada Petronas Twin Towers Kuala Lumpur.Surakarta: Universitas Muhamaddiyah.
https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2017/peresmian-grha-unilever.html, diakses Februari 2019
http://www.arena-international.com/Uploads/2018/07/16/n/u/m/077_Commercial-Building---Unilever-Headquarters-Jakarta-Indonesia.pdf , diakses Februari 2019
http://www.constructionplusasia.com/id/unilever-headquarters/, diakses Februari 2019
http://archinesia.com/unilever-headquarters-in-indonesia-is-designed-to-combine-community-diversity-and-nature/, diakses Februari 2019
https://www.aedas.com/en/what-we-do/architecture/corporate/unilever-headquarters, diakses Februari 2019
https://www.archdaily.com/877351/unilever-headquarters-aedas, diakses Februari 2019
https://www.baminternational.com/en/projects/unilevers-indonesian-head-office-bsd-city-tangerang-indonesia, diakses Februari 2019

Comments

Popular Posts